By Kang Muhammad Alwi Z
"Wahai Ali suamiku, Maafkan aku, Tahukah engkau, sesungguhnya sebelum aku menikah denganmu, aku telah lama mengagumi dan memendam rasa cintaku pada seorang pemuda dan aku rasa pemuda itu pun memendam rasa cintanya untukku. "
"Namun akhirnya ayahku menikahkanku denganmu. Sekarang aku adalah istrimu kau adalah imamku, maka akupun ikhlas menyintaimu, mendampingimu mematuhimu dan menaatimu. "
Sayyidina Ali bin abi Thalib as termenung dan bersedih, Sayyidah Fatimah pun lalu berkata, “Wahai Ali suamiku sayang, Astagfirullah maafkan aku. Aku tak ada maksud ingin menyakitimu, demi Allah aku hanya ingin jujur padamu, saat ini kaulah pemilik cintaku, raja yang menguasai hatiku.”
Tiba-tiba Sayyidina Ali as pun berkata, "Fathimah, kau tahu bahwa aku sangat mencintaimu, kau pun tahu betapa aku berjuang memendam rasa cintaku demi untuk ikatan suci bersamamu.
Tapi Fathimah, tahukah engkau saat ini aku sedih karena ternyata hatimu sedang terluka.
Sungguh aku tak ingin org yg kucintai tersakiti, aku merasa bersalah jika seandainya kau menikahiku bukan karena kau sungguh-sungguh cinta padaku."
Sayyidah Fatimah pun tersenyum mendengar kata-kata itu, Sayyidina Ali diam sesaat sambil merenung, tak terasa mata Sayyidina Ali pun mulai keluar air mata.
Beliau berkata lagi, “Wahai Fatimah, aku sudah menikahimu tapi aku belum menyentuh sedikit pun dari dirimu, kau masih suci. Aku rela menceraikanmu malam ini agar kau bisa menikah dengan pemuda yang kau cintai itu, aku akan ikhlas lagi pula pemuda itu juga mencintaimu.
Jadi aku tak akan khawatir ia akan menyakitimu. Aku tak ingin cintaku padamu hnya bertepuk sbelah tangan sungguh aku sangat mencintaimu, demi Allah aku tak ingin kau terluka… Menikahlah dengannya, aku rela”.
Airmata Sayyidah Fatimah mengalir semakin deras, Sayyidah Fatimah tak kuat lagi membendung rasa bahagianya dan Sayyidah Fatimah langsung memeluk Imam Ali dengan erat. Lalu Sayyidah Fatimah pun berkata dengan tersedu-sedu,
“Wahai Ali, demi Allah aku sangat mencintaimu, sungguh aku sangat mencintaimu karena Allah”.
Berkali-kali Sayyidah Fatimah mengulang kata-katanya.
“Wahai Ali, Awalnya aku ingin tertawa dan menahan tawa sejak melihat sikapmu setelah aku mengatakan bahwa sebenarnya aku memendam rasa cinta kepada seorang pemuda sebelum menikah denganmu, aku hanya ingin menggodamu.
Sudah lama aku ingin bisa bercanda bersamamu.Tapi kau malah membuatku menangis bahagia. Apakah kau tahu sebenarnya pemuda itu sudah menikah wahai Ali ???”
Sayyidina Ali menjadi bingung, Beliau pun berkata dengan selembut mungkin, walaupun ia kesal dengan ulah Sayyidah Fatimah kepadanya.
”Apa maksudmu wahai Fatimah? Kau bilang padaku bahwa kau memendam rasa cinta kepada seorang pemuda tapi kau malah bilang sangat mencintaiku,dan kau juga bilang ingin tertawa melihat sikapku,apakah kau ingin mempermainkan aku Fatimah?
Baiklah tolong sebut siapa nama pemuda itu?
Mengapa kau mengharapkannya walaupun dia sudah menikah?”
Sayyidah Fatimah pun kembali memeluk Imam Ali dengan erat. Lalu menjawab pertanyaan Imam Ali dengan manja,
“Ali sayang, kau benar seperti yang kukatakan bahwa aku memang telah memendam rasa cintaku itu, aku memendamnya bertahun-tahun sudah sejak lama aku ingin mengungkapkannya, tapi aku terlalu takut. aku tak ingin menodai anugerah cinta yang Allah berikan ini. Aku pun tahu bagaimana beratnya memendam rasa cinta apalagi dahulu aku sering bertemu dengannya. Hatiku bergetar bila ku bertemu dengannya.Kau ingin tahu siapa pemuda itu? Baiklah akan kuberi tahu. Sekarang ia berada disisiku"
Sayyidina Ali berkata kepada Sayyidah Fatimah, “Jadi maksudmu…???”
Sayyidah Fatimah pun berkata, “kau benar, pemuda itu bernama Ali bin Abi Thalib sang pujaan hatiku”. Imam Ali pun terdiam, bisu, hening sejenak penuh haru.....
#jomblopun_ingin_cepat_nikah